Mulya

Guru Geografi di MAN 2 Tangerang, Banten sejak tahun 2011 s.d sekarang. Aktivitas utama mendidik, selebihnya berkebun, menulis, berorganisasi, fotografi, dan me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Was Was
Sumber : ayobogor.com

Was Was

Namaku Syam, aku tinggal diperkampungan di wilayah Banten. Saat corona mewabah di Indonesia ada himbauan dari pemerintah untuk tetap berdiam diri di rumah dimana pun Anda berada. Hal itu dilakukan supaya dapat memutus mata rantai persebaran wabah ini. Aku bekerja di Ibu Kota Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Banten, sehigga rasa was-was selalu menggelayut dipikiran ku. Selama ini aku bekerja ngelaju berangkat dari Banten pagi hari menuju Jakarta dan pulang dari Jakarta sore hari menuju Banten setiap hari.

Saat angka pasien terus bertambah, maka dilakukan cek point pada titik tertentu untuk mengetahui apakah seseorang menunjukkan adanya gejala covid-19. Aku sangat was-was takut dinyatakan positif, karena lokasi bekerjaku sudah menjadi zona merah. Mau bagaimana lagi perusahan dimana aku bekerja saat itu belum menerapkan kebijakan di bekerja di rumah selama 14 hari. Alasannya belum ada kasus karyawan positif covid-19 sehingga proses produksi perusahaan masih terus berlanjut. Kekhawatiranku sangat beralasan, aku khawatir tertular. Jika sudah tertular bagaimana dengan istri dan anakku. Belum lagi oleh orang kampung, aku bisa dikucilkan karena harus menjalani isolasi diri selama 14 hari. Aku hanya bisa berdoa semoga tidak akan pernah terkena virus ini.

Pada akhirnya hari itu, aku berangkat bekerja. Kondisi badanku sudah demam sejak kemarin malam. Sudah minum obat tidak kunjung sembuh. Aku sudah menerapkan protokol kesehatan supaya terhindar dari virus ini dengan mendisiplinkan diri apakah menggunakan handsanitaiser, mencuci tangan di air mengalami menggunakan sabun, menggunakan masker standar medis, olahraga teratur, dan makanan yang bergizi. Ternyata demam tetap menyerangku. Aku berharap ini hanya demam biasa. Saat aku melintasi lokasi cek point ada petugas yang menghampiriku dengan membawa termo scanner. Saat diarahkan kepadaku hasilnya menunjukkan suhu tubuhku 38,5 derajat sehingga petugas tersebut meminta saya turun dari mobil guna memeriksakan diri untuk tes lebih lanjut yang telah disediakan secara khusus. Ucap petugas "Anda berpotensi terkena covid" kontan saja saya pingsan karena rasa was-was yang selama ini dirasakan seolah menjadi kenyataan. Setelah aku terbangun seolah aku berada di ruang isolasi " Waduh bagaimana dengan anak dan istriku". Tiba-tiba petugas menghampiriku lalu berujar "Anda hanya demam biasa bukan karena covid, cepat sembuh yah". Alhamdulillah ucapku dengan penuh rasa syukur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat si Syam.... Sukses selalu,,, Semoga Corona segera pergi untuk selama-lamanya,,, Aamiin

31 May
Balas

Barakallah Pak Mulya, ikut terbawa ceritanya

31 May
Balas

Alhamdulillah, sudah ikut was-was disini... Barakallah, Pak Mulya.

31 May
Balas

Wah, sudah ikut deg degan Pak, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik

31 May
Balas

Alhamdulillah. semoga syam terhindar dari covid selalu.

31 May
Balas



search

New Post