Pada lembaga pendidikan ujian adalah hal biasa. Sebenarnya tujuan ujian adalah ingin mengetahui tingkat penguasaan kompetensi pada siswa sesuai kurikulum pendidikan nasional. Apakah penilaian harian, semester, maupun tahunan. Ujian tersebut untuk mengukur ranah kognitif. Disamping penilaian sikap dan psykomotor.

Hal penting pada suatu ujian ada empat unsur yaitu guru, soal, siswa, dan pengawas ujian. Guru mengajar di kelas sesuai kompetensi dasar dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, lalu membuat kisi-kisi dan kartu soal, lalu soal dibuat, diujicobakan soalnya, analisis butir soal, revisi supaya tingkat reabilitas dan validasi baik. Lalu soal digunakan untuk tes.

Siswa mengerjakan soal tersebut dalam suatu ujian. Lalu pada saat itulah sangat dibutuhkan seorang pengawas ujian. Ujian berbasis teknologi sebenarnya dilakukan selain untuk penghematan anggaran juga untuk menutup peluang siswa mencontek.

Sebenarnya jika setiap pengawas mengetahui bahwa tugasnya mulia, maka setiap pengawas akan melakukan pengawasan terbaik. Bagaimana seharusnya pengawas itu supaya kemuliaan itu didapatkannya.

Mengawas itu merupakan aktivitas mulia dan menyenangkan. Bagaimana tidak, saat ujian pengawas memiliki tugas mulia yaitu menegakan aturan diruangan.

Setiap peserta ujian diharapkan menjunjung kejujuran, kemandirian, kesabaran, dan tanggungjawab. Kesemua itu bisa tercapai jika pengawasnya menjalankan tugasnya dengan baik. Pada akhirnya hasil penilaian untuk siswa akan diperoleh secara objektif dan siswa juga mendapatkan pembelajaran karakter untuk dirinya melalui ujian. Kesemuanya bisa tercapai jika pengawas ujian menjalankan tugasnya dengan baik.